Urgensi Thoharoh (bersuci)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Thaharah atau bersuci menduduki masalah penting dalam Islam. Bisa dikatakan bahwa tanpa adanya thaharah, ibadah kita kepada Allah SWT tidak akan diterima. Sebab beberapa ibadah utama mensyaratkan thaharah secara mutlak. Tanpa thaharah, ibadah tidak sah. Bila ibadah tidak sah, maka tidak akan diterima Allah. Kalau tidak diterima Allah, maka konsekuensinya adalah kesia-siaan. Pembagian Jenis Thaharah ada banyak sudut pandang saat kita membagi thaharah ini. Salah satunya kita bisa membagi thaharah secara umum menjadi dua macam pembagian yang besar, yaitu thaharah hakiki dan thaharah hukmi.

A. Pembagian Jenis Thaharah

Ada banyak sudut pandang saat kita membagi thaharah ini. Salah satunya kita bisa membagi thaharah secara umum menjadi dua macam pembagian yang besar, yaitu thaharah hakiki dan thaharah hukmi.

1. Thaharah Hakiki

Thaharah secara hakiki maksudnya adalah hal-hal yang terkaitdengan kebersihan badan, pakain dan tempat shalat dari najis.Boleh dikatakan bahwa thaharah hakiki adalah terbebasnyaseseorang dari najis.Seorang yang shalat dengan memakai pakaian yang ada nodadarah atau air kencing, tidak sah shalatnya. Karena dia tidakterbebas dari ketidaksucian secara hakiki.Thaharah hakiki bisa didapat dengan menghilangkan najisyang menempel, baik pada badan, pakaian atau tempat untukmelakukan ibadah ritual.Caranya bermacam-macam tergantung level kenajisannya.Bila najis itu ringan, cukup dengan memercikkan air saja, makanajis itu dianggap telah lenyap. Bila najis itu berat, harus dicucidengan air 7 kali dan salah satunya dengan tanah. Bila najis itupertengahan, disucikan dengan cara mencucinya dengan airbiasa, hingga hilang warna, bau dan rasa najisnya.

2. Thaharah Hukmi

Sedangkan thaharah hukmi maksudnya adalah sucinya kita dari hadats, baik hadats kecil maupun hadats besar (kondisi janabah).Thaharah secara hukmi tidak terlihat kotornya secara pisik. Bahkan boleh jadi secara pisik tidak ada kotoran pada diri kita. Namun tidak adanya kotoran yang menempel pada diri kita, belum tentu dipandang bersih secara hukum. Bersih secara hukum adalah kesucian secara ritual.

Seorang yang tertidur batal wudhu’-nya, boleh jadi secarapisik tidak ada kotoran yang menimpanya. Namun dia wajib berthaharah ulang dengan cara berwudhu’ bila ingin melakukan ibadah ritual tertentu seperti shalat, thawaf dan lainnya. Demikian pula dengan orang yang keluar mani. Meski diatelah mencuci maninya dengan bersih, lalu mengganti bajunya dengan yang baru, dia tetap belum dikatakan suci dari hadatsbesar hingga selesai dari mandi janabah. Jadi thaharah hukmi adalah kesucian secara ritual, dimanasecara pisik memang tidak ada kotoran yang menempel,namun seolah-olah dirinya tidak suci untuk melakukan ritualibadah.Thaharah hukmi didapat dengan cara berwudhu’ atau mandijanabah.

B. Urgensi Kebersihan dan Perhatian Islam Atasnya

1. Islam Adalah Agama Kebersihan

Perhatian Islam atas dua jenis kesucian itu -hakiki dan maknawi- merupakan bukti otentik tentang konsistensi Islam atas kesucian dan kebersihan. Dan bahwa Islam adalah peri hidup yang paling unggul dalam urusan keindahan dan kebersihan.

2. Islam Memperhatian Pencegahan PenyakitTermasuk juga bentuk perhatian serius atas masalah kesehatan baik yang bersifat umum atau khusus. Serta pembentukan pisik dengan bentuk yang terbaik dan penampilan yang terindah. Perhatian ini juga merupakan isyarat kepada masyarakat untuk mencegah tersebarnya penyakit, kemalasan dan keengganan.Sebab wudhu’ dan mandi itu secara pisik terbukti bisa menyegarkan tubuh, mengembalikan fitalitas dan membersihkan diri dari segala kuman penyakit yang setiap saat bisa menyerang tubuh.Secara ilmu kedokteran modern terbukti bahwa upaya yang paling efektif untuk mencegah terjadinya wabah penyakit adalah dengan menjaga kebersihan. Dan seperti yang sudah sering disebutkan bahwa mencegah itu jauh lebih baik dari mengobati.

3. Orang Yang Menjaga Kebersihan Dipuji AllahAllah SWT telah memuji orang-orang yang selalu menjagakesucian di dalam Al-Quran Al-Kariem. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan orangorang yang membersihan diri”. (QS. Al-Baqarah : 222)

“Di dalamnya ada orang-orang yang suka membersihkan diri DanAllah menyukai orang yang membersihkan diri.” (QS. An-Taubah :108)

Sosok pribadi muslim sejati adalah orang yang bisa menjadi teladan dan idola dalam arti yang positif di tengahmanusia dalam hal kesucian dan kebersihan. Baik kesucianzahir maupun maupun batin. Sebagaimana sabda RasulullahSAW kepada jamaah dari shahabatnya :Kalian akan mendatangi saudaramu, maka perbaguslah kedatanganmudan perbaguslah penampilanmu. Sehingga sosokmu bisa seperti tahilalat di tengah manusia (menjadi pemanis). Sesungguhnya Allah tidakmenyukai hal yang kotor dan keji. (HR. Ahmad). Kesucian Itu Sebagian Dari Iman, Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa urusan kesucian itu sangat terkait dengan nilai dan derajat keimanan seseorang.Bila urusan kesucian ini bagus, maka imannya pun bagus. Dan sebaliknya, bila masalah kesucian ini tidak diperhatikan, maka kulitas imannya sangat dipertaruhkan.

5. Kesucian Adalah Syarat IbadahSelain menjadi bagian utuh dari keimanan seseorang, masalah kesucian ini pun terkait erat dengan syah tidaknya ibadah seseorang. Tanpa adanya kesucian, maka seberapa bagus dan banyaknya ibadah seseorang akan menjadi ritual tanpa makna. Sebab tidak didasari dengan kesucian baik hakiki maupun maknawi.Rasulullah SAW bersabda :

Dari Ali bin Thalib ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,`Kunci shalat itu adalah kesucian, yang mengharamkannya adalah takbir dan menghalalkannya adalah salam`.(HR. Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah).

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِين

Semoga bermanfaat.

Bagikan:

| Tulisan terkait:

Terhubung

Buletin

Kontak

Artikel terbaru

Medsos

© RiversideZawiya. All rights reserved.